Minggu, 21 Juli 2013

Tarian Timur Tengah


*   Tari Gelek
Ada sebuah tradisi yang sangat terkenal di Timur Tengah atau kawasan Arab. Kita mengenalnya sebagai tari perut/ tari gelek. Sebagai tari tradisi, tari perut ditarikan pada acara-acara tradisi pula, seperti pernikahan dan acara lainnya. Tari ini ditarikan oleh laki-laki maupun perempuan.
Tarian perut menggunakan gerakan di seluruh otot tubuh. Pada dasarnya tari ini merupakan tari improvisasi solo dengan gerakan-gerakan yang menyatu ritme musik. Gerakan dasar dan utama tari ini adalah gerakan memutar yang terpusat ditambah aksen menggoyang pundak dan pinggul, menggerakkan otot perut seperti ombak, atau keseimbangan menggunakan kain cadar.
Kostum tari ini terdiri dari atasan pendek yang biasanya diberi untaian koin atau mote, sejenis ikat pinggul (juga dengan untaian), celana harem dan/atau rok. Terkadang juga memakai cadar.
Di Turki, tari perut ini dipengaruhi oleh kebudayaan orang Romawi dan Mesir dan berkembang pada zaman Ottoman. Karena tidak mengenal larangan seperti di Mesir, tari perut Turki biasanya lebih ekspresif. Pada penarinya terkenal enerjik dan atletis. Mereka juga menggunakan simbol jari yang disebut zils. Elemen penting lainnya adalah menggunakan ritme sembilan perdelapan yang dihitung 12-34-56-789. Kostumnya biasa sangat terbuka dengan rok terbelah yang memperlihatkan seluruh kaki. Mereka juga menggunakan sepatu hak tinggi walaupun kadang sepatu datar.
Tari perut oleh laki-laki di Turki disebut kochecks dan telah ada sejak zaman Ottoman. Mereka biasanya berpura-pura sebagai wanita dengan menggunakan rok lebar yang flamboyan.
*   Tari Sema
Tarian ini dilakukan oleh para dervish yang berputar. Tidak seperti tari perut yang dibentuk sebagai sarana hiburan, tari sema diciptakan untuk alasan religius.
Tari sema telah dipertunjukkan selama 700 tahun oleh kaum sufi. Devish (bahasa Turki dan Arab) berasal dari kata Persia darwish (berarti kerangka pintu) yang menggambarkan kaum sufi yang berada pada ambang pencerahan. Banyak yang mengatakan istilah kaum sufi (sufi dalam bahasa Arab berarti wol) muncul dari kebiasaan para nabi yang menggunakan mantel wol.
Pakaian semua terdiri dari topi tinggi yang menggambarkan ego mereka, jubah putih panjang dengan rok lebar menggambarkan penutup ego, dan mantel hitam yang menggambarkan kehidupan duniawi yang kemudian mereka lepaskan.
Tari sema dimulai dengan pujian kepada para nabi. Lalu, terdengar suara drum yang menjadi simbol sang pencipta diikuti improvisasi musik dari alat musik ney (sejenis seruling) yang menyimbolkan embusan napas sang pencipta yang memberi kehidupan kepada semua makhluk.
Pemimpin memberi hormat lalu memimpin para darwish membentuk lingkaran. Saat melewati posisi sang pemimpin, para darwish akan saling memberi hormat sebagai lambang penghormatan antarjiwa yang berbalut dalam bentuk raga.
Setelah tiga putaran, mereka melepas mantel. Setiap orang akan mendekati pemimpin, memberi salam, mencium tangan, dan membentuk formasi sesuai intruksi pemimpinnya.
Dengan berputar, mereka melepas kehidupan duniawi dan bergabung dengan Allah. Mereka membuka kedua tangan dengan tangan kanan menghadap ke atas agar mendapat berkah dari surga dan tangan kiri menghadap kebawah untuk memberikan berkah ke bumi. Tarian diakhiri dengan pembacaan Al-Qur’an.
Para darwish berputar-putar secara simultan selama 10 menit lalu berhenti dan berlutut. Kemudian berdiri dan muali lagi. Proses ini diulang sebanyak empat kali, yang memiliki arti :


1.         kelahiran manusia sebagai bukti Allah sebagai pencipta dan peran manusia sebagai makhluk.
2.         kegembiraan manusia menjadi saksi penciptaan.
3.   kegembiraan akan cinta dan pengorbanan akan pikiran untuk mencinta, untuk menggenapi perintah.
4.   akhir perjalanan spiritual, termasuk kembali kepada kehidupan sehari-hari dan pengabdian kepada Allah.






*   Tari Attan
'Attan ( Pashto : اتڼ) adalah bentuk tarian tradisional tua yang berasal dari Pashtun wilayah Afghanistan. Attan dimulai sebagai tarian rakyat yang dilakukan oleh Afghanistan dalam waktu perang atau selama pernikahan atau perayaan lainnya (keterlibatan, tahun baru dan pertemuan informal). Hal ini sekarang dianggap tarian nasional Afghanistan.
Dilakukan dalam lingkaran besar dengan iringan drum dan pipa, tarian dimulai perlahan tapi tumbuh dalam momentum selama dua atau tiga jam tanpa istirahat kecuali untuk perubahan dalam tempo atau perubahan dalam lagu. Durasi berbeda - di mana saja dari 5 sampai 25 menit.
Attan ini dilakukan secara berbeda dalam banyak berbeda kelompok Afghanistan. Beberapa gaya dari Attan menggambarkan tema perang sementara yang lain menggambarkan perayaan, terutama untuk acara-acara seperti pernikahan, pertunangan, pertemuan keluarga dan juga sebagai awal datangnya musim semi.

*        Tari Ardah
( Arab : العرضة / ALA-LC : al-'arḍah) adalah jenis folkloric tarian yang dilakukan oleh Badui suku Najd. Ini secara tradisional dilakukan sebelum pergi berperang. Awalnya "ardah" adalah untuk Shammr suku, namun saat ini dilakukan pada perayaan atau acara budaya, seperti Jenadriyah festival. Tarian, yang dilakukan oleh pria yang membawa pedang atau tongkat, disertai dengan drum dan ayat berbicara.

Tidak ada komentar: