Tari Gelek
Ada
sebuah tradisi yang sangat terkenal di Timur Tengah atau kawasan Arab. Kita
mengenalnya sebagai tari perut/ tari
gelek. Sebagai tari tradisi,
tari perut ditarikan pada acara-acara tradisi pula, seperti pernikahan dan
acara lainnya. Tari ini ditarikan oleh laki-laki maupun perempuan.
Tarian
perut menggunakan gerakan di seluruh otot tubuh. Pada dasarnya tari ini
merupakan tari improvisasi solo
dengan gerakan-gerakan yang menyatu ritme musik. Gerakan dasar dan utama tari
ini adalah gerakan memutar yang terpusat ditambah aksen menggoyang pundak dan
pinggul, menggerakkan otot perut seperti ombak, atau keseimbangan menggunakan
kain cadar.
Kostum
tari ini terdiri dari atasan pendek yang biasanya diberi untaian koin atau
mote, sejenis ikat pinggul (juga dengan untaian), celana harem dan/atau rok.
Terkadang juga memakai cadar.
Di
Turki, tari perut ini dipengaruhi oleh kebudayaan orang Romawi dan Mesir dan
berkembang pada zaman Ottoman. Karena tidak mengenal larangan seperti di Mesir,
tari perut Turki biasanya lebih ekspresif. Pada penarinya terkenal enerjik dan
atletis. Mereka juga menggunakan
simbol jari yang disebut zils.
Elemen penting lainnya adalah menggunakan ritme
sembilan perdelapan yang dihitung 12-34-56-789.
Kostumnya biasa sangat terbuka dengan rok terbelah yang memperlihatkan seluruh
kaki. Mereka juga menggunakan sepatu hak tinggi walaupun kadang sepatu datar.
Tari
perut oleh laki-laki di Turki disebut kochecks
dan telah ada sejak zaman Ottoman. Mereka biasanya berpura-pura sebagai
wanita dengan menggunakan rok lebar yang flamboyan.
Tari Sema
Tarian
ini dilakukan oleh para dervish
yang berputar. Tidak seperti tari perut yang dibentuk sebagai sarana hiburan, tari
sema diciptakan untuk alasan
religius.
Tari
sema telah dipertunjukkan selama 700 tahun oleh kaum sufi. Devish (bahasa Turki dan Arab) berasal dari kata
Persia darwish (berarti kerangka pintu) yang menggambarkan kaum sufi
yang berada pada ambang pencerahan. Banyak yang mengatakan istilah kaum sufi
(sufi dalam bahasa Arab berarti wol) muncul dari kebiasaan para nabi yang
menggunakan mantel wol.
Pakaian
semua terdiri dari topi tinggi yang
menggambarkan ego mereka, jubah putih
panjang dengan rok lebar
menggambarkan penutup ego, dan mantel
hitam yang menggambarkan kehidupan duniawi yang kemudian mereka lepaskan.
Tari
sema dimulai dengan pujian
kepada para nabi. Lalu, terdengar suara drum yang menjadi simbol sang
pencipta diikuti improvisasi musik dari alat musik ney (sejenis
seruling) yang menyimbolkan embusan napas sang pencipta yang memberi kehidupan
kepada semua makhluk.
Pemimpin
memberi hormat lalu
memimpin para darwish membentuk
lingkaran. Saat melewati posisi sang pemimpin, para darwish akan
saling memberi hormat sebagai lambang penghormatan antarjiwa yang berbalut
dalam bentuk raga.
Setelah
tiga putaran, mereka melepas
mantel. Setiap orang akan mendekati pemimpin, memberi salam, mencium tangan, dan membentuk formasi
sesuai intruksi pemimpinnya.
Dengan
berputar, mereka melepas kehidupan duniawi dan bergabung dengan Allah. Mereka membuka kedua tangan dengan
tangan kanan menghadap ke atas agar mendapat berkah dari surga dan tangan kiri
menghadap kebawah untuk memberikan berkah ke bumi. Tarian diakhiri dengan
pembacaan Al-Qur’an.
Para darwish
berputar-putar secara simultan selama 10 menit lalu berhenti dan berlutut.
Kemudian berdiri dan muali lagi. Proses ini diulang sebanyak empat kali, yang
memiliki arti :
1.
kelahiran manusia sebagai bukti Allah sebagai pencipta
dan peran manusia sebagai makhluk.
2.
kegembiraan manusia menjadi saksi penciptaan.
3. kegembiraan
akan cinta dan pengorbanan akan pikiran untuk mencinta, untuk menggenapi
perintah.
4. akhir
perjalanan spiritual, termasuk kembali kepada kehidupan sehari-hari dan
pengabdian kepada Allah.
Tari Attan
'Attan ( Pashto : اتڼ) adalah bentuk tarian tradisional tua yang
berasal dari Pashtun wilayah Afghanistan.
Attan dimulai sebagai tarian rakyat yang dilakukan oleh Afghanistan dalam waktu
perang atau selama pernikahan atau perayaan lainnya (keterlibatan, tahun baru
dan pertemuan informal). Hal ini sekarang dianggap tarian nasional Afghanistan.
Dilakukan
dalam lingkaran besar dengan iringan drum dan pipa, tarian dimulai perlahan
tapi tumbuh dalam momentum selama dua atau tiga jam tanpa istirahat kecuali
untuk perubahan dalam tempo atau perubahan dalam lagu. Durasi berbeda - di mana
saja dari 5 sampai 25 menit.
Attan
ini dilakukan secara berbeda dalam banyak berbeda kelompok Afghanistan.
Beberapa gaya dari Attan menggambarkan
tema perang sementara yang lain menggambarkan perayaan, terutama untuk
acara-acara seperti pernikahan, pertunangan, pertemuan keluarga dan juga
sebagai awal datangnya musim semi.
Tari Ardah
( Arab : العرضة / ALA-LC : al-'arḍah) adalah jenis folkloric
tarian yang dilakukan oleh Badui suku
Najd. Ini secara tradisional dilakukan sebelum pergi berperang. Awalnya
"ardah" adalah untuk Shammr suku, namun saat ini dilakukan pada
perayaan atau acara budaya, seperti Jenadriyah festival. Tarian, yang dilakukan
oleh pria yang membawa pedang atau tongkat, disertai dengan drum dan ayat berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar